Dolar AS Catat Kenaikan Tipis atas Mata Uang Utama Dunia

Dolar AS Catat Kenaikan Tipis atas Mata Uang Utama Dunia

Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap sejumlah mata uang utama dunia pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat atau Jumat WIB. Penguatan ini terjadi setelah rilis data yang menunjukkan laju inflasi AS lebih rendah dari perkiraan pasar.

Mengutip data Yahoo Finance pada Jumat, 19 Desember 2025, indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama dunia, termasuk yen Jepang dan euro, tercatat naik tipis 0,06 persen ke level 98,435.

Meski indeks dolar menguat, mata uang Negeri Paman Sam justru melemah terhadap yen Jepang. Dolar AS turun 0,12 persen menjadi 155,50 per yen, serta melemah 0,14 persen terhadap franc Swiss ke level 0,79405.

Sementara itu, euro bergerak melemah dalam perdagangan yang cenderung bergejolak. Pelemahan euro terjadi setelah Bank Sentral Eropa memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakannya. Bank sentral tersebut juga menyampaikan pandangan yang lebih positif terhadap kondisi ekonomi zona euro yang dinilai mampu bertahan dari tekanan perdagangan global. Euro terakhir tercatat turun 0,14 persen ke level USD1,17240 per dolar AS.

Berbeda dengan euro, poundsterling justru menguat setelah Bank of England (BoE) melakukan pemotongan suku bunga untuk keempat kalinya sepanjang tahun ini. Meski demikian, pasar menunda ekspektasi pelonggaran lanjutan, dengan pemotongan suku bunga berikutnya diperkirakan baru akan terjadi pada Juni, mundur dari perkiraan sebelumnya pada April.

Dari sisi data ekonomi, Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat tercatat naik 2,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada November, berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja AS. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan para ekonom yang memproyeksikan kenaikan sebesar 3,1 persen.

Perlu dicatat, penutupan pemerintah federal terlama dalam sejarah AS turut berdampak pada proses pengumpulan data inflasi. Dalam menentukan arah kebijakan moneter, Federal Reserve lebih memantau Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE) sebagai acuan utama target inflasi dua persen.

Di Eropa, bank sentral Swedia dan Norwegia juga memutuskan untuk mempertahankan suku bunga utama mereka sesuai dengan ekspektasi pasar. Krone Swedia tercatat melemah 0,29 persen menjadi 10,8855 per euro, sementara krone Norwegia turun 0,52 persen ke level 11,9173 per euro.

Adapun di Asia, Bank Sentral Jepang diperkirakan hampir pasti akan menaikkan suku bunga jangka pendek pada Jumat menjadi 0,75 persen dari sebelumnya 0,5 persen. Kenaikan ini didorong oleh tingginya biaya pangan yang membuat inflasi Jepang tetap bertahan di atas target dua persen bank sentral.

Dikutip dari metrotvnews.com