Hyundai Alami Kebocoran Data, 2,7 Juta Pengguna Jadi Korban Serangan Siber

Hyundai Alami Kebocoran Data, 2,7 Juta Pengguna Jadi Korban Serangan Siber

Hyundai Konfirmasi Insiden Keamanan Siber Besar-Besaran

Hyundai resmi memperingatkan pelanggannya mengenai pelanggaran data yang berdampak pada jutaan pengguna di Amerika Utara.
Menurut laporan Forbes, insiden ini melibatkan Hyundai AutoEver, anak perusahaan TI dari Hyundai Group, yang mengalami masalah keamanan pada awal 2025.

Kebocoran tersebut mencakup data sensitif seperti nama, nomor SIM, dan nomor jaminan sosial dari sejumlah individu.
Dalam surat resmi yang dikirim kepada pihak terdampak, Hyundai AutoEver menyatakan bahwa mereka menyadari pelanggaran ini pada 1 Maret 2025, setelah serangan pertama kali terjadi pada 22 Februari dan baru dihentikan pada 2 Maret 2025.


Data Diakses Selama Lebih dari Seminggu

Fakta ini menunjukkan bahwa penyerang berhasil mengakses sistem selama lebih dari seminggu sebelum upaya mitigasi dilakukan.
Hyundai menginvestasikan waktu selama tujuh bulan untuk penyelidikan internal sebelum akhirnya mengirimkan surat pemberitahuan resmi kepada korban.

Walau belum disebutkan jumlah pasti pengguna yang terdampak, Hyundai AutoEver memiliki sistem terpasang di sekitar 2,7 juta kendaraan di seluruh Amerika Utara.
Namun, hanya individu yang benar-benar terdampak yang akan menerima pemberitahuan langsung.


Hyundai Libatkan Tim Keamanan Siber Eksternal

Untuk menangani insiden ini, Hyundai bekerja sama dengan tim keamanan siber pihak ketiga dalam investigasi dan pemulihan sistem.
Sebagai bentuk tanggung jawab, perusahaan juga menawarkan layanan pemantauan kredit gratis selama dua tahun kepada korban potensial.

Dalam pernyataannya kepada Car and Driver, Hyundai menegaskan bahwa mereka terus memantau situasi dan memastikan langkah-langkah keamanan tambahan telah diterapkan untuk mencegah kebocoran serupa di masa depan.


Hyundai Tak Menyadari Data Pelanggan Lain Bocor

Hyundai Motor America menyatakan tidak menemukan indikasi bahwa kebocoran ini memengaruhi pengguna Hyundai Bluelink atau sistem pengemudi lainnya.
Namun, insiden ini menambah daftar panjang serangan siber terhadap industri otomotif global.

Sebelumnya, Jaguar Land Rover (JLR) juga menjadi korban serangan siber di awal tahun, yang menyebabkan penghentian produksi selama beberapa minggu dan menimbulkan kerugian hingga miliaran dolar.


Ancaman Siber di Industri Otomotif Semakin Meningkat

Seiring bertambahnya data pribadi yang tersimpan dalam kendaraan modern, produsen otomotif kini menghadapi risiko yang semakin besar terhadap ancaman siber dan pencurian data digital.

Kasus Hyundai AutoEver menjadi peringatan bagi industri bahwa keamanan data pelanggan harus menjadi prioritas utama, terutama di tengah percepatan digitalisasi otomotif dan konektivitas kendaraan pintar.

Dikutip dari merdeka.com