Legislator Golkar Ingatkan Pemerintah soal Potensi Tiga Siklon

Legislator Golkar Ingatkan Pemerintah soal Potensi Tiga Siklon

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Singgih Januratmoko, meminta pemerintah meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah menyusul keberadaan tiga bibit siklon tropis di dekat wilayah Indonesia.

Menurut legislator asal Fraksi Golkar ini, peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) saja tidak cukup. Pemerintah diminta melakukan mitigasi risiko bencana sejak dini.

“Informasi yang disampaikan BMKG bahwa tiga sistem siklon tropis kini berada di dekat wilayah perairan Indonesia menunjukkan kita tengah memasuki fase cuaca dinamis dengan potensi curah hujan tinggi, angin kencang, dan gelombang laut yang kuat,” kata Singgih, Jakarta, Kamis (18/12/2025).

Ia menekankan pentingnya komunikasi risiko dan kesiapsiagaan yang merata di seluruh tingkatan pemerintahan hingga komunitas. Singgih meminta BPBD menyiapkan jalur evakuasi, logistik darurat, serta langkah mitigasi bencana hidrometeorologi.

Selain itu, Singgih menyoroti perlunya kolaborasi lintas sektor, termasuk instansi terkait, sektor swasta, komunitas lokal, dan masyarakat umum. Edukasi tentang tanda-tanda cuaca berbahaya dan tindakan cepat saat kejadian ekstrem dapat menyelamatkan nyawa.

Legislator ini juga mendorong penggunaan peralatan canggih untuk mendeteksi potensi bencana, serta digitalisasi sistem peringatan dini yang dapat diakses melalui aplikasi ponsel. Hal ini memungkinkan masyarakat mempersiapkan kebutuhan darurat, memahami rencana evakuasi, dan mengikuti instruksi otoritas jika situasi memburuk.

Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani sebelumnya menyampaikan, tiga siklon yang berada di dekat wilayah Indonesia adalah Siklon Bakung, bibit siklon 93S, dan bibit siklon 95S. Siklon Bakung berkembang di barat daya Lampung dan bergerak menjauhi Indonesia, meningkat dari kategori 1 menjadi kategori 2. Bibit siklon 93S memengaruhi wilayah Bali, Nusa Tenggara, dan Jawa Timur, sedangkan bibit siklon 95S terdeteksi di selatan Papua.

Dikutip dari RRI.co.id